Proyek Wisma Atlet Dinilai Sudah Direkayasa Sejak Awal

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Malkan Amin menilai proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI Jakabaring, Palembang, sudah direkayasa sejak awal. "Saya amati ini sudah by design sejak awal," kata Malkan kepada Tempo, Rabu, 13 Juli 2011.
Proyek wisma atlet saat ini tengah menjadi sorotan. Dalam proyek senilai Rp 191,6 miliar ini diduga terjadi tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak. Setidaknya, Komisi Pemberantasan Korupsi telah menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Manajer PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris, Manajer PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, serta anggota Badan Anggaran DPR RI M. Nazaruddin.
PT Duta Graha Indah adalah perusahaan yang memenangkan tender proyek pembangunan wisma atlet itu. Perusahaan konstruktor swasta ini dicurigai mengalirkan dana ke sejumlah pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga, para politikus, dan sejumlah pihak lain. Nilai dana yang dialirkan mencapai Rp 39,2 miliar.
Malkan mengatakan dengan melihat proses dan tokoh-tokoh yang terlibat, proyek ini sudah direkayasa sejak awal. "Awalnya berasal dari kebutuhan pembangunan wisma atlet dan kemudian proses mafia dalam penganggarannya," kata Malkan. Proses mafia anggaran ini, menurut Malkan, bertautan dengan mafia proyek. "Karena sudah ada perjanjian siapa yang akan jadi pemenang," kata Malkan.
Ia mengatakan bahwa cara seperti ini hanya satu dari sekian banyak modus yang lazim terjadi. Ada juga modus di mana para konstruktornya yang mengatur siapa yang akan jadi pemenang. Caranya, dari sejumlah perusahaan yang mengikuti tender, hanya satu perusahaan yang penawarannya di bawah batas anggaran yang disediakan. "Jadi disengaja, yang lain mengajukan penawaran yang tinggi, nanti kalau sudah ditetapkan satu yang menang, proyeknya dibagi-bagi," papar Malkan.
Mengenai besaran nilai yang dibagi-bagikan, ia menduga nilai proyek telah digelembungkan. "Sehingga kalau ada yang dibagi sekitar 15-25 persen, perusahaan tidak rugi dan konstruksi bangunannya juga lumayan," kata Malkan.

FEBRIYAN

0 komentar:

 

KABAR DPC

KIPRAH PEREMPUAN

ASPIRASI